BAB 2
Manusia Dan
Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan adalah sesuatu
yang sangat terkait erat satu sama lain. Dan ini adalah dasar pembahasan untuk
materi-materi selanjutnya.
Manusia
Dalam
ilmu sosial,manusia itu adalah makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau
selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia juga merupakan makhluk
sosial yang tidak bisa berdiri sendiri (sosiologi). Makhluk yang ingin memiliki
kekuasaan (politik). Dan juga makhluk yang berbudaya homo humanus (filsafat).dan masih banyak lagi.
Unsur-unsur Yang
Membangun Manusia
Ada
beberapa pandangan yang akan dijadikan acuan untuk menjelaskan tentang
usur-unsur yang membangun manusia,yaitu :
1. Manusia itu terdiri
dari empat unsur yang terkait,yaitu :
a.
Jasad
adalah badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto,
dan menempati ruang dan waktu.
b.
Hayat
adalah mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
c.
Ruh
adalah bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang
menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d.
Nafs
adalah pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.
2. Manusia sebagai satu
kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a.
Id
merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak. Id
tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi kepribadiannya terkait
dengan struktur lain yang nanti pada waktunya dia menjadi mediator secara
insting dengan dunia luar. Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan
instingtual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui
pengalaman seksual (tahap psikoseksual), atau tidak langsung melalui khayalan
atau mimpi (proses primer).
b.
Ego
merupakan struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, bisa
disebut sebagai kepribadian eksekutif. Karena peranan dalam menghubungkan
energi Id kedalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
Pengembangan ego terdapat diantara umur satu tahun hingga dua tuhun saat anak
secara nyata berhubungan dengan lingkungan sekitar.
c.
Superego merupakan struktur kepribadian yang paling
akhir. Muncul disaat umur lima tahun. Superego terbentuk dari lingkungan
eksternal. Superego juga merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima
oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas didalam lingkungan luar
diri.
Hakekat Manusia
Hakikat manusia adalah peran
ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia. Kata manusia
berasal dari kata “ manu ”
dari bahasa Sanksekerta atau “ mens ”
dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan
“ homo ”
yang juga berasal dari bahasa Latin. Hal yang paling penting dalam
membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia
dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi
kualitas hidupnya di dunia. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain. Pada dasarnya
manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial.
·
Jadi
dapat di katakan bahwa yang dimaksud dengan hakikat manusia adalah dasar atau kenyataan
dari manusia itu sendiri yaitu :
A. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
B. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna,
jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempumaannya
terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya
dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan
akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya
nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu mempertimbangkan, menilai dan
berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan atau sebaliknya.
Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya
:
1) Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu.
2) Perasaan estetis,yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.
3) Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan. Seseorang merasa senang apabila sesuatu itu balk, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
4) Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi, angkuh, dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ia merasa rendah did (minder)
5) Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.
6) Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. Seseorang merasa tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi segala perintah – Nya dan menjauhi larangan – Nya.
C. Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi.
1) Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu.
2) Perasaan estetis,yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.
3) Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan. Seseorang merasa senang apabila sesuatu itu balk, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
4) Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi, angkuh, dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ia merasa rendah did (minder)
5) Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.
6) Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. Seseorang merasa tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi segala perintah – Nya dan menjauhi larangan – Nya.
C. Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi.
A. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan
lingkungan tekologi mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja
dan berkarya Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran
“eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah
mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi), memiliki
sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
Perbedaan antara manusia dengan mahluk yang lain
Manusia
adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Secara biologis, manusia digolongkan
sebagai Homo sapiens, yaitu sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, manusia dimengerti
dalam hubungannya dengan makhluk hidup. Dalam hal mitos, manusia seringkali
dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, manusia dijelaskan
berdasarkan penggunaan bahasa, organisasi dalam masyarakat serta perkembangan
teknologinya, dan berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok atau
lembaga untuk saling membantu satu sama lain. Karena itu manusia disebut juga
mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Kepribadian Bangsa
Timur
Kepribadian
diartikan sebagai suatu pola sikap yang mencerminkan sifat atau karakter
seseorang dengan lingkungannya. Kepribadian bangsa timur dapat diartikan
sebagai suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian
dirinya yang unik terhadap lingkungannya. Kepribadian bangsa timur pada umumnya
merupakan kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat
toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam
mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi
mereka duduk sambil memegang poster protes dan di Negara Thailand, mereka
berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian
bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam
bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang
mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya
masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata
dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak
boleh dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu
suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal
tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang unik.
Bangsa
timur erat kaitannya dengan rasa sosialisasi dan rasa solidaritas yang tinggi.
Misalnya saling tolong menolong dan bergotong royong yang dilakukan
bersama-sama. Hal tersebut bagi bangsa timur merupakan suatu sikap yang
bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan. Bangsa timur juga memiliki
kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada
adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur.
Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat
dan tarian khas dari masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih
melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong.
Terbuka dengan negara lain merupakan salah satu kepribadian yang dimilki oleh
bangsa timur. Mereka menjalin kerjasama antara bangsa yang satu dengan bangsa yang
lain yang tergabung dalam ASEAN.
Bagan Psiko Sosiogram
Manusia
Kebudayaan
Sebenarnya
banyak pengertian dari para anropolog-antropolog tapi secara pratis kebudayaan
itu merupakan sistem nilai dan gagasan utama. Sistem nilai dan gagasan utama
itu secara keseluruhan dapat mengarahkan tingkah laku mereka dalam
masyarakatnya. Kebudayaan juga merupakan keseluruhan sistem gagasan,tindakan
dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar. Kebudayaan dibatasi hanya pada hal-hal yang indah
seperti candi,tari-tarian,seni rupa,seni suara,kesusasteraan dan filsafat saja.
Definisi yang menganggap bahwa kebudayaan dan tindakan kebudayaan itu adalah
segala tindakan yang harus dibiasakan oleh manusia dengan belajar (learned bebavior).
Tokoh-Tokoh
Kebudayaan
1. Edward B.
Taylor
2. M. Jacobs
dan B.J. Stern
3.
Koentjaraningrat
4. Dr. K.
Kupper
5. William H.
Haviland
6. Ki Hajar
Dewantara
7. Francis
Merill
8. Bounded
et.al
9. Mitchell
(Dictionary of Soriblogy)
10. Robert H
Lowie
11. Arkeolog R.
Seokmono
Unsur-Unsur
Kebudayaan
Para
sarjana antropologi yang biasa menanggapi suatu kebudayaan misalnya kebudayaan
Minangkabau, kebudayaan Bali, kebudayaan Jepang sebagai suatu keseluruhan yang
terintegras,ketika hendak menganalisis membagi keseluruhan itu ke dalam
unsur-unsur besar yang disebut “unsur-unsur
kebudayaan universal” atau “cultural
universals”. Istilah universal itu menunjukkan bahwa unsur-unsur tadi
bersifat universal, jadi unsur-unsur tadi ada dan bisa didapatkan di dalam
semua kebudayaan dari semua bangsa dimana pun di dunia. Ada tujuh unsur
kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia.
·
Ketujuh
unsur yang dapat kita sebut sebagai isi pokok dari tiap kebudayaan di dunia itu
adalah :
1)
Bahasa
2)
Sistem
Pengetahuan
3)
Organisasi
Sosial
4)
Sistem
Peralatan Hidup dan Teknologi
5)
Sistem
Mata Pencaharian Hidup
6)
Sistem
Realigi
7)
Kesenian
Perbedaan Kebudayaan
Dalam Dua Bentuk Wujud
·
Kebudayaan
material
Kebudayaan secara
material adalah semua benda dan alat kerja yang dihasilkan oleh
teknologi. Kebudayaan material dapat dikatakan sebagai wujud dari kebudayaan
yang bersifat abstrak, yang memberi pengertian dan nilai kepada benda-benda
material sebagai hasil usaha dan kerja manusia yang dilakukan secara sadar dan
bertujuan. Teknologi merupakan unsur budaya yang sangat penting sebab perubahan
teknologi akan memengaruhi unsur kebudayaan lain. Misalnya, perubahan teknologi
berburu menjadi teknologi pertanian. Masyarakat tradisional yang masih
menerapkan cara hidup berburu biasanya memiliki anggota yang relatif sedikit,
hidup berpindah-pindah serta cenderung menggunakan teknologi yang sederhana dan
mudah dibawa serta. Akan tetapi, dengan ditemukannya teknik pertanian,
masyarakat tersebut akan tinggal secara menetap, jumlah penduduknya bertambah,
dan mulai menggunakan peralatan dan teknologi yang beragam. Di sisi lain, di
sela menunggu hasil pertanian panen, mereka mengembangkan kerajinan tangan dan
kesenian.
Kebudayaan material mengacu pada semua
ciptaan masyarakat yang nyata. Kebudayaan material juga mencangkup
barang-barang, seperti televise, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian,
dan gedung pencakar langit.
·
Kebudayaan
nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah
ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya
berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Wujud Kebudayaan
·
Kebudayaan
itu memiliki tiga wujud,yaitu :
1)
Wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan
dan sebagainya.(wujud ideal dari kebudayaan)
2)
Wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.(sistem sosial)
3)
Wujud
kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.(kebudayaan fisik)
Nilai Budaya
1) Hakikat Hidup (HK)
Ø
Hidup
itu buruk
Ø
Hidup
itu baik
Ø
Hidup
itu buruk tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik.
2) Hakikat Karya (HK)
Ø
Karya
itu untuk nafkah hidup
Ø
Karya
itu untuk kedudukan,kehormatan,dsb.
Ø
Karya
itu untuk menambah karya
3) Persepsi Manusia
Tentang Waktu (MW)
Ø
Orientasi
kemasa kini
Ø
Orientasi
kemasa lalu
Ø
Orientasi
kemasa depan
4) Pandangan Manusia
Terhadap Alam (MA)
Ø
Manusia
tunduk kepada alam yang dahsyat
Ø
Menusia
menjaga keselarasan dengan alam
Ø
Menusia
berusaha menguasai alam
5) Hakikat Hubungan
Manusia Dengan Sesamanya (MM)
Ø
Orientasi
kolateral (horisontal), rasa ketergantungan kepada sesamanya (berjiwa
bergotong-royong)
Ø
Oriental
vertikal, rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh atasan dan berpangkat
Ø
Individualisme
menilai tinggi usaha atas kekuatan sendiri
Perubahan Kebudayaan
Perubahan budaya merupakan proses pergeseran,
pengurangan, penambahan, dan perkembangan unsur-unsur kebudayaan. Proses itu
terjadi karena interaksi antarwarga pendukung kebudayaan lain dengan penciptaan
unsur-unsur kebudayaan baru dan penyesuaian antarunsur kebudayaan tersebut.
Secara sederhana, perubahan budaya merupakan perubahan yang terjadi akibat
benturan-benturan antarunsur budaya yang berbeda-beda.
Perubahan budaya lokal tidak dapat dielakkan, namun kita
dapat mengarahkan perubahan tersebut. Corak budaya global yang negatif kita
hilangkan, namun yang positif kita ambil.
Budaya luar yang baik untuk kita adopsi adalah budaya yang memerdekakan dan membebaskan manusia. Menurut Immanuel Kant, ada dua unsur yang penting dalam manusia merdeka. Pertama, digunakannya akal budi sebagai satu bagian manusia- nalar yang mampu memecahkan persoalan-persoalan ethis tanpa sama sekali mengacu kepada wujud yang ilahiat. Kedua, ’publik’ sebagai arena. Bagi Kant, ukuran manusia yang dewasa, merdeka, adalah ketika ia mempergunakan nalarnya di arena publik tersebut. Untuk bisa mencapai ke arah sana, dibutuhkan kemandirian yang bertanggungjawab serta disiplin. Dan nalar menunjukkan bagaimana cara efektif dan efisien untuk melakukan perubahan tersebut.
Budaya luar yang baik untuk kita adopsi adalah budaya yang memerdekakan dan membebaskan manusia. Menurut Immanuel Kant, ada dua unsur yang penting dalam manusia merdeka. Pertama, digunakannya akal budi sebagai satu bagian manusia- nalar yang mampu memecahkan persoalan-persoalan ethis tanpa sama sekali mengacu kepada wujud yang ilahiat. Kedua, ’publik’ sebagai arena. Bagi Kant, ukuran manusia yang dewasa, merdeka, adalah ketika ia mempergunakan nalarnya di arena publik tersebut. Untuk bisa mencapai ke arah sana, dibutuhkan kemandirian yang bertanggungjawab serta disiplin. Dan nalar menunjukkan bagaimana cara efektif dan efisien untuk melakukan perubahan tersebut.
Perubahan budaya dapat terjadi cepat (revolusi) atau lambat (evolusi).
Perubahan budaya secara revolusi dapat terjadi karena direncanakan dan secara
kasar. Contohnya pada saat penjajahan Jepang dahulu, bangsa Indonesia
harus mengikuti nilai-nilai yang dianut bangsa Jepang seperti menghormati Dewa
Matahari pada pagi hari. Sedangkan perubahan secara evolusi terjadi melalui
perubahan kecil yang berkesinambungan tanpa ada rencana sebelumnya. Contohnya
perubahan yang terjadi karena keadaan dan kondisi baru yang membuat banyak
wanita di daerah Jawa tidak lagi mengenakan kebaya melainkan rok atau celana
panjang karena lebih praktis.
·
Faktor-faktor utama penyebab
perubahan budaya dalam suatu masyarakat:
Ø Inovasi
Proses perubahan untuk
menuju sesuatu yang baru. Perubahan ini dipengaruhi karena kemajuan teknologi
dan ekonomi. Perubahan budaya ini terjadi karena kesadaran masyarakat terhadap
kekurangan-kekurangan yang ada dalam kebudayaan mereka sehingga mereka berusaha
mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut. Mereka disebut penemu dan penemuan
baru mereka sangat terkait erat dengan kemajuan teknologi yang berupa discovery
atau invention.
Tiga hal yang dapat mempercepat Inovasi:
Ketidakpuasan
seseorang terhadap sesuatu yang telah ada
Adanya
keinginan untuk berprestasi
Adanya orang yang menyimpang (Devian). Ada devian yang
bersifat membangun (Devian Konstruktif) dan ada pula devian yang bersifat
merusak (Devian Destruktif).
Ø Discovery
Suatu penemuan baru terhadap benda-benda
kebudayaan. Discovery dapat menjadi invention apabila hasil discovery
itu diakui, diterima dan diterapkan oleh masyarakat tetapi membutuhkan waktu
yang panjang dan harus melalui rangkaian penciptaan-penciptaan.
Ø Invention
Suatu penemuan baru yang dapat mempengaruhi
berbagai kehidupan masyarakat seperti dalam bidang sosial, politik, pendidikan,
agama dan budaya, penemuan ini merupakan puncak dari inovasi dan discovery.
·
Faktor-faktor
pendukung dan penghambat perubahan budaya :
1.Faktor Pendukung
a.
Faktor Internal (faktor pendukung dari dalam masyarakat)
Suatu perubahan dirasakan oleh masyarakat yang
bersangkutan, tetapi tidak ada kontak dengan orang luar sehingga perubahan
dimulai dari dalam.
1.
Adanya rasa tidak puas
terhadap nilai-nilai yang berlaku Seiring dengan perkembangan
teknologi yang demikian pesat membuat masyarakat mengalami perubahan.
Nilai-nilai yang ada di masyakat pun ikut berubah demi memenuhi kebutuhan
masyarakat. Kemudian, masyarakat pun mencari sesuatu yang lebih sesuai dengan
zamannya.
2.
Adanya penyimpangan terhadap
sistem atau nilai-nilai yang berlaku Penyimpangan biasanya dilakukan karena masyarakat menganggap
nilai-nilai yang diwariskan generasi tua tidak sesuai dengan nilai-nilai
generasi muda sekarang (ketinggalan zaman).
3.
Adanya penemuan baru yang
diterima oleh masyarakat Penemuan-penemuan baru membawa dampak begitu besar terhadap
kehidupan masyarakat karena penyebaran ilmu pengetahuan semakin luas,
membuat segala macam kebutuhan menjadi lebih cepat dan mudah, dsb.
4.
Adanya perubahan dalam jumlah
penduduk dan kondisi sosial. Pesatnya pertumbuhan penduduk dan banyaknya pengangguran
membuat orang-orang menciptakn alat kontrasepsi dan menciptakan lapangan kerja
seperti pabrik industri kecil.
b.
Faktor Eksternal
Perubahan yang terjadi di luar kehendak manusia dan secara alami
ü Bencana alam
ü Peperangan
ü Interaksi dengan masyarakat lain
2. Faktor Penghambat
a.
Kurangnya interaksi dengan masyarakat lain
b.
Perkembangan IPTEK yang terlambat
c.
Terlalu mengagungkan tradisi
d.
Prasangka buruk terhadap kebudayaan luar
·
Akibat-akibat yang
ditimbulkan perubahan budaya:
Seperti yang dijelaskan diatas salah satu faktor
pendukung eksternal perubahan budaya adalah interaksi dengan masyarakat lain.
Masyarakat satu dengan masyarakat lain saling memberi dan mempengaruhi budaya
satu sama lain. Kebudayaan itu ada yang masuk secara damai (Penetration
pasifique) seperti masuknya pengaruh budaya Hindu dan Buddha dan ada pula yang
masuk dengan cara paksa atau kekerasan (Penetration violence) seperti pengaruh
budaya Belanda dan Jepang pada masa penjajahan.
·
Pengaruh
budaya yang dilakukan secara damai akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
a) Akulturasi
Perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan suatu
kebudayaan baru dan tidak menghilangkan unsur-unsur asli budaya yang telah ada.
Contohnya perpaduan buadaya Indonesia dengan budaya agama Buddha yang
menghasilkan Candi Borobudur.
b) Asimilasi
Perpaduan dua buah budaya yang menghasilkan satu
budaya baru dan budaya asli berangsur-angsur menghilang karena telah digantikan
dengan budaya baru. Contohnya pengaruh budaya bercocok tanam
tradisional dengan budaya bercocok tanam modern. Masyarakat dari budaya
bercocok tanam tradisional akan berangsur-angsur meninggalkan budaya bercocok
tanam mereka dengan budaya bercocok tanam modern yang lebih praktis dan hasil
yang maksimal.
c) Sintetis
Perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan
kebudayaan baru yang berbeda dari dua kebudayaan sebelumnya. Contohnya
pertemuan musik blues (yang berasal dari budaya orang Afrika-Amerika Serikat)
dengan musik country (yang berasal dari kebudayaan kulit putih Amerika) yang
menghasilkan jenis musik baru; rock and roll yang berbeda dari dua jenis musik
sebelumnya.
Kaitan Manusia dan
Kebudayaan
Hubungan manusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu
sama lain. Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat
dipandang dari berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang
ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering
disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang
tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai
kekuasaan (politik), makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.
Contoh hubungan manusia dan kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan
kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan
merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu
hubungan keduanya ?
Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan - peraturan
kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan - peraturan
kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat,
oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada
kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal
muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams
menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan
dengan lebih cermat.
Pengertian
Dialektis
Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi
sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan ke hadapan publik. Kemudian muncul
tentangan terhadap pendapat tersebut. Kedua posisi yang saling bertentangan ini
didamaikan dengan sebuah pendapat yang lebih lengkap. Dari fenomen dialog ini
dapat dilihat tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis. Tesis disini
dimaksudkan sebagai pendapat awal tersebut. Antitesis yakni lawan atau
oposisinya. Sedangkan Sintesis merupakan pendamaian dari keduanya baik tesis
dan antitesis. Dalam sintesis ini terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu
tesis dan antitesis. Keduanya menjadi tidak berlaku lagi. Dapat dikatakan pula,
kedua hal tersebut disimpan dan diangkat ke taraf yang lebih tinggi. Tentunya
kebenaran baik dalam tesis dan antitesis masih dipertahankan. Dalam kacamata
Hegel, proses ini disebut sebagai aufgehoben.
Bentuk triadik dari dialektika Hegel yakni
tesis-antitesis-sintesis berangkat dari pemikir-pemikir sebelum Hegel. Antinomi
Kantian akan numena dan fenomena menimbulkan oposisi yang
tidak terselesaikan. Kemudian Fichte dengan metode ”Teori Pengetahuan”-nya
tetap memunculkan pertentangan walaupun sudah melampaui sedikit apa yang
dijabarkan oleh Kant.
Dialektika sendiri sudah dikenal dalam pemikiran
Fichte. Bagi Fichte, seluruh isi dunia adalah sama dengan isi kesadaran.
Seluruh dunia itu diturunkan dari suatu asas yang tertinggi dengan cara sebagai
berikut: ”Aku” meng-ia-kan dirinya (tesis), yang mengakibatkan adanya ”non-Aku”
yang menghadapi ”Aku”. ”non Aku” inilah antitesis. Kemudian sintesisnya adalah
keduanya tidak lagi saling mengucilkan, artinya: kebenaran keduanya itu
dibatasi, atau berlakunya keduanya itu dibatasi. ”Aku” menempatkan ”non-Aku
yang dapat dibagi-bagi” berhadapan dengan ”Aku yang dapat dibagi-bagi”.
Dalam sistem filsafatnya, Hegel menyempurnakan Fichte.
Hegel memperdalam pengertian sintesis. Di dalam sintesis baik tesis
maupun antitesis bukan dibatasi (seperti pandangan Fichte),
melainkan aufgehoben. Kata Jerman ini mengandung tiga arti, yaitu: a)
mengesampingkan, b) merawat, menyimpan, jadi tidak ditiadakan, melainkan
dirawat dalam suatu kesatuan yang lebih tinggi dan dipelihara, c) ditempatkan
pada dataran yang lebih tinggi, dimana keduanya (tesis dan antitesis) tidak
lagi berfungsi sebagai lawan yang saling mengucilkan. Tesis mengandung di dalam
dirinya unsur positif dan negatif. Hanya saja di dalam tesis unsur positif ini
lebih besar. Sebaliknya, antitesis memiliki unsur negatif yang lebih besar.
Dalam sintesislah kedua unsur yang dimiliki tesis dan antitesis disatukan
menjadi sebuah kesatuan yang lebih tinggi.
Dialektika juga dimaksudkan sebagai cara berpikir
untuk memperoleh penyatuan (sintesis) dari dua hal yang saling bertentangan
(tesis versus antitesis). Dengan term aufgehoben, konsep ”ada” (tesis) dan
konsep ”tidak ada” (antitesis) mendapatkan bentuk penyatuannya dalam konsep
”menjadi” (sintesis). Di dalam konsep ”menjadi”, terdapat konsep ”ada” dan
”tidak ada” sehingga konsep ”ada” atau ”tidak ada” dinyatakan batal atau
ditiadakan.
Dialektika menjadi sebuah perkembangan Yang Absolut
untuk bertemu dengan dirinya sendiri. Ide yang Absolut merupakan hasil
perkembangan. Konsep-konsep dan ide-ide bukanlah bayangan yang kaku melainkan
mengalir. Metode dialektika menjadi sebuah gerak untuk menciptakan kebaruan dan
perlawanan. Dengan tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis setiap
ide-ide, konsep-konsep (tesis) berubah menjadi lawannya (antitesis).
Pertentangan ini ”diangkat” dalam satu tingkat yang lebih tinggi dan
menghasilkan sintesis. Hal baru ini (sintesis) kemudian menjadi tesis yang
menimbulkan antitesis lagi lalu sintesis lagi. Proses gerak yang dinamis ini
sampai akhirnya melahirkan suatu universalitas dari gejala-gejala. Itulah Yang
Absolut yang disebut Roh dalam filsafat Hegel.
Bagi Hegel, unsur pertentangan (antitesis) tidak
muncul setelah kita merefleksikannya tetapi pertentangan tersebut sudah ada
dalam perkara itu sendiri. Tiap tesis sudah memuat antitesis di dalamnya.
Antitesis terdapat di dalam tesis itu sendiri karena keduanya merupakan ide
yang berhubungan dengan hal yang lebih tinggi. Keduanya diangkat dan ditiadakan
(aufgehoben) dalam sintesis.
Kenyataan menjadi dua unsur bertentangan namun
muncul serentak. Hal ini tidak dapat diterima oleh Verstandyang bekerja
berdasakan skema-skema yang ada dalam menangani hal-hal yang
khusus. Vernunft-lah yang dapat memahami hal ini. Vernunft melihat
realitas dalam totalitasnya dan sanggup membuat sintesis dari hal-hal yang
bertentangan. Identifikasi sebagai realitas total menjadi cara
kerja Vernunft yang mengikuti prinsip dialektika.
Secara umum dapat kita lihat bahwa dialektika Hegel memiliki
tiga aspek yang perlu diperhatikan.Pertama, sistem dialektika ini berbentuk
tripleks atau triadik. Kedua, dialektika ini bersifat ontologis sebagai sebuah
konsep. Aplikasinya adalah terhadap benda dan benduk dari ada dan tidak sebatas
pada konsep. Ketiga, dialektika Hegel memiliki tujuan akhir (telos) di dalam
konsep abstrak yang disebut Hegel sebagai Idea atau Idea Absolut dan konkretnya
pada Roh Absolut atau Roh (Spirit, Geist).
Terdapat tiga elemen esensial akan dialektika Hegel. Pertama,
berpikir itu memikirkan dalam dirinya untuk dan oleh dirinya sendiri. Kedua,
dialektika merupakan hasil berpikir terus menerus akan kontradiksi. Ketiga,
kesatuan kepastian akan kontradiksi tersublimasi di dalam kesatuan. Itulah
kodrat akan dirinya dialektika itu sendiri.
3 tahap proses
dialektis
Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1.) Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
1.) Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
2.) Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas
obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan
dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan
mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3.) Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh
manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar
dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk
oleh masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar