kiling me

Sabtu, 23 November 2013

Manusia dan kebudayaan


BAB 2
Manusia Dan Kebudayaan
          Manusia dan kebudayaan adalah sesuatu yang sangat terkait erat satu sama lain. Dan ini adalah dasar pembahasan untuk materi-materi selanjutnya.
Manusia
Dalam ilmu sosial,manusia itu adalah makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia juga merupakan makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri (sosiologi). Makhluk yang ingin memiliki kekuasaan (politik). Dan juga makhluk yang berbudaya homo humanus (filsafat).dan masih banyak lagi.
Unsur-unsur Yang Membangun Manusia
Ada beberapa pandangan yang akan dijadikan acuan untuk menjelaskan tentang usur-unsur yang membangun manusia,yaitu :
1.     Manusia itu terdiri dari empat unsur yang terkait,yaitu :
a.    Jasad adalah badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.
b.    Hayat adalah mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
c.    Ruh adalah bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d.    Nafs adalah pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.
2.    Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a.    Id merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak. Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi kepribadiannya terkait dengan struktur lain yang nanti pada waktunya dia menjadi mediator secara insting dengan dunia luar. Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingtual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual (tahap psikoseksual), atau tidak langsung melalui khayalan atau mimpi (proses primer).
b.    Ego merupakan struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, bisa disebut sebagai kepribadian eksekutif. Karena peranan dalam menghubungkan energi Id kedalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Pengembangan ego terdapat diantara umur satu tahun hingga dua tuhun saat anak secara nyata berhubungan dengan lingkungan sekitar.
c.    Superego  merupakan struktur kepribadian yang paling akhir. Muncul disaat umur lima tahun. Superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Superego juga merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas didalam lingkungan luar diri.
Hakekat Manusia
Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia.  Kata manusia berasal dari kata “ manu ” dari bahasa Sanksekerta atau “ mens ” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan “ homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin.  Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.  Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain. Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
·         Jadi dapat di katakan bahwa yang dimaksud dengan hakikat manusia adalah dasar atau kenyataan dari manusia itu sendiri yaitu :

A.  Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.

B.  Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempumaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan atau sebaliknya. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
     1) Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu.
     2) Perasaan estetis,yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.
     3) Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan. Seseorang merasa senang apabila sesuatu itu balk, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
     4) Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi, angkuh, dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ia merasa rendah did (minder)
     5) Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.
     6) Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. Seseorang merasa tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi segala perintah – Nya dan menjauhi larangan – Nya.

C.  Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi.
A.   Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan tekologi mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
Perbedaan antara manusia dengan mahluk yang lain
 Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Secara biologis, manusia digolongkan sebagai Homo sapiens, yaitu sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, manusia dimengerti dalam hubungannya dengan makhluk hidup. Dalam hal mitos, manusia seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, manusia dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasa, organisasi dalam masyarakat serta perkembangan teknologinya, dan berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok atau lembaga untuk saling membantu satu sama lain. Karena itu manusia disebut juga mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian diartikan sebagai suatu pola sikap yang mencerminkan sifat atau karakter seseorang dengan lingkungannya. Kepribadian bangsa timur dapat diartikan sebagai suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan di Negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.

Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang unik.

Bangsa timur erat kaitannya dengan rasa sosialisasi dan rasa solidaritas yang tinggi. Misalnya saling tolong menolong dan bergotong royong yang dilakukan bersama-sama. Hal tersebut bagi bangsa timur merupakan suatu sikap yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan. Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong. Terbuka dengan negara lain merupakan salah satu kepribadian yang dimilki oleh bangsa timur. Mereka menjalin kerjasama antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain yang tergabung dalam ASEAN.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirfgnQQX6f_Kk9efI4AhTKN06Gr2ELuZi_A4ryHqlBnAh7l5H5gaExPC3ZNSFjTyNJEwmrplQ-hFPzJ7MvKFRNcfV8aIMD6CRlD8y70OwD-luMHwf0TYKBXUrK-d8T7F_wenxLrNWNyvzD/s1600/skem.jpgBagan Psiko Sosiogram Manusia













Kebudayaan
Sebenarnya banyak pengertian dari para anropolog-antropolog tapi secara pratis kebudayaan itu merupakan sistem nilai dan gagasan utama. Sistem nilai dan gagasan utama itu secara keseluruhan dapat mengarahkan tingkah laku mereka dalam masyarakatnya. Kebudayaan juga merupakan keseluruhan sistem gagasan,tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Kebudayaan dibatasi hanya pada hal-hal yang indah seperti candi,tari-tarian,seni rupa,seni suara,kesusasteraan dan filsafat saja. Definisi yang menganggap bahwa kebudayaan dan tindakan kebudayaan itu adalah segala tindakan yang harus dibiasakan oleh manusia dengan belajar (learned bebavior).
Tokoh-Tokoh Kebudayaan
1. Edward B. Taylor
2. M. Jacobs dan B.J. Stern
3. Koentjaraningrat
4. Dr. K. Kupper
5. William H. Haviland
6. Ki Hajar Dewantara
7. Francis Merill
8. Bounded et.al
9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
10. Robert H Lowie
11. Arkeolog R. Seokmono
Unsur-Unsur Kebudayaan
Para sarjana antropologi yang biasa menanggapi suatu kebudayaan misalnya kebudayaan Minangkabau, kebudayaan Bali, kebudayaan Jepang sebagai suatu keseluruhan yang terintegras,ketika hendak menganalisis membagi keseluruhan itu ke dalam unsur-unsur besar yang disebut “unsur-unsur kebudayaan universal” atau “cultural universals”. Istilah universal itu menunjukkan bahwa unsur-unsur tadi bersifat universal, jadi unsur-unsur tadi ada dan bisa didapatkan di dalam semua kebudayaan dari semua bangsa dimana pun di dunia. Ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia.
·         Ketujuh unsur yang dapat kita sebut sebagai isi pokok dari tiap kebudayaan di dunia itu adalah :
1)    Bahasa
2)   Sistem Pengetahuan
3)   Organisasi Sosial
4)   Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
5)   Sistem Mata Pencaharian Hidup
6)   Sistem Realigi
7)   Kesenian
Perbedaan Kebudayaan Dalam Dua Bentuk Wujud
·         Kebudayaan material
Kebudayaan secara material  adalah semua benda dan alat kerja yang dihasilkan oleh teknologi. Kebudayaan material dapat dikatakan sebagai wujud dari kebudayaan yang bersifat abstrak, yang memberi pengertian dan nilai kepada benda-benda material sebagai hasil usaha dan kerja manusia yang dilakukan secara sadar dan bertujuan. Teknologi merupakan unsur budaya yang sangat penting sebab perubahan teknologi akan memengaruhi unsur kebudayaan lain. Misalnya, perubahan teknologi berburu menjadi teknologi pertanian. Masyarakat tradisional yang masih menerapkan cara hidup berburu biasanya memiliki anggota yang relatif sedikit, hidup berpindah-pindah serta cenderung menggunakan teknologi yang sederhana dan mudah dibawa serta. Akan tetapi, dengan ditemukannya teknik pertanian, masyarakat tersebut akan tinggal secara menetap, jumlah penduduknya bertambah, dan mulai menggunakan peralatan dan teknologi yang beragam. Di sisi lain, di sela menunggu hasil pertanian panen, mereka mengembangkan kerajinan tangan dan kesenian.
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata. Kebudayaan material juga mencangkup barang-barang, seperti televise, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, dan gedung pencakar langit.
·         Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.



Wujud Kebudayaan
·         Kebudayaan itu memiliki tiga wujud,yaitu :
1)    Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan sebagainya.(wujud ideal dari kebudayaan)
2)   Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.(sistem sosial)
3)   Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.(kebudayaan fisik)
Nilai Budaya
1)    Hakikat Hidup (HK)
Ø  Hidup itu buruk
Ø  Hidup itu baik
Ø  Hidup itu buruk tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik.
2)   Hakikat Karya (HK)
Ø  Karya itu untuk nafkah hidup
Ø  Karya itu untuk kedudukan,kehormatan,dsb.
Ø  Karya itu untuk menambah karya
3)   Persepsi Manusia Tentang Waktu (MW)
Ø  Orientasi kemasa kini
Ø  Orientasi kemasa lalu
Ø  Orientasi kemasa depan
4)   Pandangan Manusia Terhadap Alam (MA)
Ø  Manusia tunduk kepada alam yang dahsyat
Ø  Menusia menjaga keselarasan dengan alam
Ø  Menusia berusaha menguasai alam
5)   Hakikat Hubungan Manusia Dengan Sesamanya (MM)
Ø  Orientasi kolateral (horisontal), rasa ketergantungan kepada sesamanya (berjiwa bergotong-royong)
Ø  Oriental vertikal, rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh atasan dan berpangkat
Ø  Individualisme menilai tinggi usaha atas kekuatan sendiri

Perubahan Kebudayaan
Perubahan budaya merupakan proses pergeseran, pengurangan, penambahan, dan perkembangan unsur-unsur kebudayaan. Proses itu terjadi karena interaksi antarwarga pendukung kebudayaan lain dengan penciptaan unsur-unsur kebudayaan baru dan penyesuaian antarunsur kebudayaan tersebut. Secara sederhana, perubahan budaya merupakan perubahan yang terjadi akibat benturan-benturan antarunsur budaya yang berbeda-beda.
Perubahan budaya lokal tidak dapat dielakkan, namun kita dapat mengarahkan perubahan tersebut. Corak budaya global yang negatif kita hilangkan, namun yang positif kita ambil.
Budaya luar yang baik untuk kita adopsi adalah budaya yang memerdekakan dan membebaskan manusia. Menurut Immanuel Kant, ada dua unsur yang penting dalam manusia merdeka. Pertama, digunakannya akal budi sebagai satu bagian manusia- nalar yang mampu memecahkan persoalan-persoalan ethis tanpa sama sekali mengacu kepada wujud yang ilahiat. Kedua, ’publik’ sebagai arena. Bagi Kant, ukuran manusia yang dewasa, merdeka, adalah ketika ia mempergunakan nalarnya di arena publik tersebut. Untuk bisa mencapai ke arah sana, dibutuhkan kemandirian yang bertanggungjawab serta disiplin. Dan nalar menunjukkan bagaimana cara efektif dan efisien untuk melakukan perubahan tersebut.
            Perubahan budaya dapat terjadi cepat (revolusi) atau lambat (evolusi). Perubahan budaya secara revolusi dapat terjadi karena direncanakan dan secara kasar. Contohnya pada saat penjajahan  Jepang dahulu, bangsa Indonesia harus mengikuti nilai-nilai yang dianut bangsa Jepang seperti menghormati Dewa Matahari pada pagi hari. Sedangkan perubahan secara evolusi terjadi melalui perubahan kecil yang berkesinambungan tanpa ada rencana sebelumnya. Contohnya perubahan yang terjadi karena keadaan dan kondisi baru yang membuat banyak wanita di daerah Jawa tidak lagi mengenakan kebaya melainkan rok atau celana panjang karena lebih praktis.
·         Faktor-faktor utama penyebab perubahan budaya dalam suatu masyarakat:
Ø  Inovasi
Proses perubahan untuk menuju sesuatu yang baru. Perubahan ini dipengaruhi karena kemajuan teknologi dan ekonomi. Perubahan budaya ini terjadi karena kesadaran masyarakat terhadap kekurangan-kekurangan yang ada dalam kebudayaan mereka sehingga mereka berusaha mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut. Mereka disebut penemu dan penemuan baru mereka sangat terkait erat dengan kemajuan teknologi yang berupa discovery atau invention.
Tiga hal yang dapat mempercepat Inovasi:
Ketidakpuasan seseorang terhadap sesuatu yang telah ada
Adanya keinginan untuk berprestasi
Adanya orang yang menyimpang (Devian). Ada devian yang bersifat membangun (Devian Konstruktif) dan ada pula devian yang bersifat merusak (Devian Destruktif).
Ø  Discovery
Suatu penemuan baru terhadap benda-benda kebudayaan. Discovery dapat menjadi invention apabila hasil discovery itu diakui, diterima dan diterapkan oleh masyarakat tetapi membutuhkan waktu yang panjang dan harus melalui rangkaian penciptaan-penciptaan.
Ø  Invention
Suatu penemuan baru yang dapat mempengaruhi berbagai kehidupan masyarakat seperti dalam bidang sosial, politik, pendidikan, agama dan budaya, penemuan ini merupakan puncak dari inovasi dan discovery.

·         Faktor-faktor pendukung dan penghambat perubahan budaya :

1.Faktor Pendukung
a.  Faktor Internal (faktor pendukung dari dalam masyarakat)
Suatu perubahan dirasakan oleh masyarakat yang bersangkutan, tetapi tidak ada kontak dengan orang luar sehingga perubahan dimulai dari dalam.
1.     Adanya rasa tidak puas terhadap nilai-nilai yang berlaku Seiring dengan perkembangan teknologi yang demikian pesat membuat masyarakat mengalami perubahan. Nilai-nilai yang ada di masyakat pun ikut berubah demi memenuhi kebutuhan masyarakat. Kemudian, masyarakat pun mencari sesuatu yang lebih sesuai dengan zamannya.
2.    Adanya penyimpangan terhadap sistem atau nilai-nilai yang berlaku Penyimpangan biasanya dilakukan karena masyarakat menganggap nilai-nilai yang diwariskan generasi tua tidak sesuai dengan nilai-nilai generasi muda sekarang (ketinggalan zaman).
3.    Adanya penemuan baru yang diterima oleh masyarakat Penemuan-penemuan baru membawa dampak begitu besar terhadap kehidupan masyarakat karena penyebaran ilmu pengetahuan semakin luas,  membuat segala macam kebutuhan menjadi lebih cepat dan mudah, dsb.
4.    Adanya perubahan dalam jumlah penduduk dan kondisi sosial. Pesatnya pertumbuhan penduduk dan banyaknya pengangguran membuat orang-orang menciptakn alat kontrasepsi dan menciptakan lapangan kerja seperti pabrik industri kecil.
b.  Faktor Eksternal
         Perubahan yang terjadi di luar kehendak manusia dan secara alami
ü  Bencana alam  
ü  Peperangan
ü  Interaksi dengan masyarakat lain

2. Faktor Penghambat
a. Kurangnya interaksi dengan masyarakat lain
b. Perkembangan IPTEK yang terlambat
c. Terlalu mengagungkan tradisi
d.  Prasangka buruk terhadap kebudayaan luar

·         Akibat-akibat yang ditimbulkan perubahan budaya:
Seperti yang dijelaskan diatas salah satu faktor pendukung eksternal perubahan budaya adalah interaksi dengan masyarakat lain. Masyarakat satu dengan masyarakat lain saling memberi dan mempengaruhi budaya satu sama lain. Kebudayaan itu ada yang masuk secara damai (Penetration pasifique) seperti masuknya pengaruh budaya Hindu dan Buddha dan ada pula yang masuk dengan cara paksa atau kekerasan (Penetration violence) seperti pengaruh budaya Belanda dan Jepang pada masa penjajahan.
·         Pengaruh budaya yang dilakukan secara damai akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
a)   Akulturasi
Perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan suatu kebudayaan baru dan tidak menghilangkan unsur-unsur asli budaya yang telah ada. Contohnya perpaduan buadaya Indonesia dengan budaya agama Buddha yang menghasilkan Candi Borobudur.
b)  Asimilasi
Perpaduan dua buah budaya yang menghasilkan satu budaya baru dan budaya asli berangsur-angsur menghilang karena telah digantikan dengan budaya baru. Contohnya pengaruh budaya bercocok tanam tradisional dengan budaya bercocok tanam modern. Masyarakat dari budaya bercocok tanam tradisional akan berangsur-angsur meninggalkan budaya bercocok tanam mereka dengan budaya bercocok tanam modern yang lebih praktis dan hasil yang maksimal.
c)   Sintetis
Perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru yang berbeda dari dua kebudayaan sebelumnya. Contohnya pertemuan musik blues (yang berasal dari budaya orang Afrika-Amerika Serikat) dengan musik country (yang berasal dari kebudayaan kulit putih Amerika) yang menghasilkan jenis musik baru; rock and roll yang berbeda dari dua jenis musik sebelumnya.
Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Hubungan manusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.

Contoh hubungan manusia dan kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
   Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita  lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan - peraturan
   kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

Pengertian Dialektis
Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan ke hadapan publik. Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut. Kedua posisi yang saling bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang lebih lengkap. Dari fenomen dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat awal tersebut. Antitesis yakni lawan atau oposisinya. Sedangkan Sintesis merupakan pendamaian dari keduanya baik tesis dan antitesis. Dalam sintesis ini terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan antitesis. Keduanya menjadi tidak berlaku lagi. Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut disimpan dan diangkat ke taraf yang lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam tesis dan antitesis masih dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut sebagai aufgehoben.
Bentuk triadik dari dialektika Hegel yakni tesis-antitesis-sintesis berangkat dari pemikir-pemikir sebelum Hegel. Antinomi Kantian akan numena dan fenomena menimbulkan oposisi yang tidak terselesaikan. Kemudian Fichte dengan metode ”Teori Pengetahuan”-nya tetap memunculkan pertentangan walaupun sudah melampaui sedikit apa yang dijabarkan oleh Kant.
Dialektika sendiri sudah dikenal dalam pemikiran Fichte. Bagi Fichte, seluruh isi dunia adalah sama dengan isi kesadaran. Seluruh dunia itu diturunkan dari suatu asas yang tertinggi dengan cara sebagai berikut: ”Aku” meng-ia-kan dirinya (tesis), yang mengakibatkan adanya ”non-Aku” yang menghadapi ”Aku”. ”non Aku” inilah antitesis. Kemudian sintesisnya adalah keduanya tidak lagi saling mengucilkan, artinya: kebenaran keduanya itu dibatasi, atau berlakunya keduanya itu dibatasi. ”Aku” menempatkan ”non-Aku yang dapat dibagi-bagi” berhadapan dengan ”Aku yang dapat dibagi-bagi”.
Dalam sistem filsafatnya, Hegel menyempurnakan Fichte. Hegel memperdalam pengertian sintesis. Di dalam sintesis  baik tesis maupun antitesis bukan dibatasi (seperti pandangan Fichte), melainkan aufgehoben. Kata Jerman ini mengandung tiga arti, yaitu: a) mengesampingkan, b) merawat, menyimpan, jadi tidak ditiadakan, melainkan dirawat dalam suatu kesatuan yang lebih tinggi dan dipelihara, c) ditempatkan pada dataran yang lebih tinggi, dimana keduanya (tesis dan antitesis) tidak lagi berfungsi sebagai lawan yang saling mengucilkan. Tesis mengandung di dalam dirinya unsur positif dan negatif. Hanya saja di dalam tesis unsur positif ini lebih besar. Sebaliknya, antitesis memiliki unsur negatif yang lebih besar. Dalam sintesislah kedua unsur yang dimiliki tesis dan antitesis disatukan menjadi sebuah kesatuan yang lebih tinggi.
Dialektika juga dimaksudkan sebagai cara berpikir untuk memperoleh penyatuan (sintesis) dari dua hal yang saling bertentangan (tesis versus antitesis). Dengan term aufgehoben, konsep ”ada” (tesis) dan konsep ”tidak ada” (antitesis) mendapatkan bentuk penyatuannya dalam konsep ”menjadi” (sintesis). Di dalam konsep ”menjadi”, terdapat konsep ”ada” dan ”tidak ada” sehingga konsep ”ada” atau ”tidak ada” dinyatakan batal atau ditiadakan.
Dialektika menjadi sebuah perkembangan Yang Absolut untuk bertemu dengan dirinya sendiri. Ide yang Absolut merupakan hasil perkembangan. Konsep-konsep dan ide-ide bukanlah bayangan yang kaku melainkan mengalir. Metode dialektika menjadi sebuah gerak untuk menciptakan kebaruan dan perlawanan. Dengan tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis setiap ide-ide, konsep-konsep (tesis) berubah menjadi lawannya (antitesis). Pertentangan ini ”diangkat” dalam satu tingkat yang lebih tinggi dan menghasilkan sintesis. Hal baru ini (sintesis) kemudian menjadi tesis yang menimbulkan antitesis lagi lalu sintesis lagi. Proses gerak yang dinamis ini sampai akhirnya melahirkan suatu universalitas dari gejala-gejala. Itulah Yang Absolut yang disebut Roh dalam filsafat Hegel.
Bagi Hegel, unsur pertentangan (antitesis) tidak muncul setelah kita merefleksikannya tetapi pertentangan tersebut sudah ada dalam perkara itu sendiri. Tiap tesis sudah memuat antitesis di dalamnya. Antitesis terdapat di dalam tesis itu sendiri karena keduanya merupakan ide yang berhubungan dengan hal yang lebih tinggi. Keduanya diangkat dan ditiadakan (aufgehoben) dalam sintesis.
Kenyataan menjadi dua unsur  bertentangan namun muncul serentak. Hal ini tidak dapat diterima oleh Verstandyang bekerja berdasakan skema-skema yang ada dalam menangani hal-hal yang khusus. Vernunft-lah yang dapat memahami hal ini. Vernunft melihat realitas dalam totalitasnya dan sanggup membuat sintesis dari hal-hal yang bertentangan. Identifikasi sebagai realitas total menjadi cara kerja Vernunft yang mengikuti prinsip dialektika.
Secara umum dapat kita lihat bahwa dialektika Hegel memiliki tiga aspek yang perlu diperhatikan.Pertama, sistem dialektika ini berbentuk tripleks atau triadik. Kedua, dialektika ini bersifat ontologis sebagai sebuah konsep. Aplikasinya adalah terhadap benda dan benduk dari ada dan tidak sebatas pada konsep. Ketiga, dialektika Hegel memiliki tujuan akhir (telos) di dalam konsep abstrak yang disebut Hegel sebagai Idea atau Idea Absolut dan konkretnya pada Roh Absolut atau Roh (Spirit, Geist).
Terdapat tiga elemen esensial akan dialektika Hegel. Pertama, berpikir itu memikirkan dalam dirinya untuk dan oleh dirinya sendiri. Kedua, dialektika merupakan hasil berpikir terus menerus akan kontradiksi. Ketiga, kesatuan kepastian akan kontradiksi tersublimasi di dalam kesatuan. Itulah kodrat akan dirinya dialektika itu sendiri.


 3 tahap proses dialektis
Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1.)      Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
.
2.)      Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3.)      Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar