kiling me

Minggu, 06 November 2016



Bagaimana penggunaan sistem informasi dalam psikologi
Pada saat ini banyak ilmu yang mengaplikasikan ilmu tersebut dengan ilmu yang lainnya. Misalnya saja ilmu psikologi digabungkan dengan ilmu sosiologi/sosial menjadi psikologi sosial. Begitu juga dengan sistem informasi yang mengaplikasikan ilmunya dengan psikologi, menjadi sistem informasi psikologi.
Di dalam ilmu psikologi saat ini, salah satu yang menerapkan gabungan antara sistem informasi dengan psikologi yaitu dalam bidang perusahaan, khususnya dibidang HRD yang menggunakan sistem informasi untuk menjalankan aktivitasnya dalam menganalisa kinerja karyawan, dan juga dalam bidang psikologi yang saat ini menskoring alat tes sudah menggunakan sistem informasi agar lebih mudah..

    Contoh kasus

Banyak sekali penggunaan sistem informasi terhadap psikologi. Salah satunya pada alat tes, bahkan tes-tes psikologi sebagian besar sudah menggunakan komputerisasi untuk penghitungan hasil akhir bahkan dalam pengisian testnya.
Ada banyak pula orang-orang yang pernah mengikuti beberapa test psikologi sederhana melalui sebuah situs sosial media, dimana disana kita diminta untuk mengisi beberapa soal dengan pilihan ganda sebagai jawabannya. Setelah diikuti lebih lanjut, dapat diketahui soal-soal tersebut merupakan salah satu dari test psikologi yang disederhanakan dan dibuat lebih mudah dipahami. Dengan mengisi pilihan ganda yang tersedia dan menjadikan jawaban paling dominan sebagai tolak ukur hasil test, keluarlah hasil test tersebut. Tidak terlalu valid dan reabilitas mungkin, tetapi ini merupakan salah satu contoh bahwa test psikologi tidak sekolot yang banyak orang bayangkan dan test psikologi mengikuti perkembangan zaman dengan turut menggunakan system informasi atau komputerisasi untuk mempermudah penggunaan alat testnya.

Analisis Kasus
Dari kasus yang telah dijabarkan diatas, dapat saya simpulkan bahwa seiring dengan berkembangnya teknologi yang sangat canggih dan memudahkan banyak orang untuk mengakses berbagai situs ataupun website yang diinginkan, justru cenderung dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Dan itu merupakan salah satu contoh kasus yang sangat tidak baik, karena mengingat dalam dunia psikologi, untuk mendapatkan alat tes psikologi butuh perjuangan yang sangat panjang dan untuk membeli alat tes tersebut pun sangat mahal harganya, justru disini dimanfaatkan dengan tidak memikirkan hal-hal ataupun kemungkinan-kemungkinan buruk lainnya. Apalagi secara umum hasil-hasil dari tes psikologi “palsu” di media sosial tersebut tidak valid dan pastinya orang-orang di media sosial yang menggunakan aplikasi tes psikologi tesebut akan lebih mudah terpengaruh dan mempersepsikan bahwa dirinya seperti apa yang dikatakan pada hasil tes psikologi tersebut. Padahal bagi seorang psikolog, untuk memberitahu bahwa klien memiliki masalah psikologis misalnya, harus melewati berbagai tes dan asesmen ataupun wawancara, sedangkan disini tes psikologi hanya dengan memilih pilihan ganda dan langsung terlihat hasil akhirnya. Dan menurut saya itu tidak baik dan tidak valid, karena akan membuat persepsi yang salah pada orang-orang yang menggunakan tes psikologi di media sosial tersebut.

Solusi Kasus
sebaiknya test psikologi harus dilakukan oleh prefesonal juggment yaitu orang yang ahli dibidang interpretasi test psikologi sebaiknya lulusan s1 psikologi atau magister psikologi s2